Alasan Kenapa Tutut Belajar Nulis?

BIAR GA DI KICK DARI GROUP WHATSAPP AJA, SIH! :’)

Canda, hehe.

Sebelumnya di bulan Januari kemarin aku sempat ikut challenge
dari #30hari bercerita. Dan gara-gara itu pula mulai muncul perasaan “ternyata seneng juga bisa nulis kaya gini”. Sayangnya, ketika challenge-nya berhenti ditanggal 30, berhenti pula kegiatanku menulis.

Berawal dari pertemanan “mbulet” antara Tutut, Ve, Mba qq, dan Andhira akhirnya Tutut memberanikan diri untuk belajar menulis. Lain waktu akan kuceritakan satu persatu, dan betapa mbuletnya pertemanan kami. Yang jelas mereka adalah orang-orang dibalik kebersediaanku menulis dan membuat blog ini :’)

Singkatnya, sih mereka bertiga adalah blogger yang sudah lama aktif dan sama-sama berasal dari Blitar (kami berempat adalah warga Blitar). Minder ga sih temenannya sama blogger gitu. Orang-orang yang kemampuan menulisnya kalau dibandingkan denganku ini aku hanyalah si “elok-elok bawang”. Untungnya tiga orang ini mengijinkan aku menulis di caption instagram aja dulu. Hehe. Makasih lho~

Dua minggu lalu, ketika kami berempat berkumpul untuk pertama kalinya muncullah ide (yang sebenarnya bagiku adalah sebuah tantangan) untuk bersama-sama mulai rajin menulis.

Bagiku yang tingkat kemalasannya sudah berada di level tinggi, ide semacam ini mau tak mau pasti akan memaksa otakku bekerja lebih keras daripada biasanya. Belajar lagi soal merangkai kata menjadi kalimat, memperbanyak kosakata, hingga mencari tahu bagaimana agar tulisan yang kubuat semakin membaik kualitasnya.

Satu hal lagi yang selanjutnya menjadi pekerjaan rumah terbesarku adalah belajar tentang blog. Hmm… Ku hanya bisa berusaha dan berdoa semoga teman-temanku sabar mengajariku. Wkwk.

Baiklah, mulai dari titik ini. Semoga diriku tidak dikeluarkan dari group yha. Aamiin.

Dari kiri ke kanan: Andhira, Mba Qq, Tutut, Ve

Leave a comment